INTINESIA - Al Zaytun adalah salah satu Pesantren besar dan terkenal di Indonesia, dengan jumlah santri mencapai ribuan orang, didirikan pada tahun 1989 oleh Syekh AS Panji Gumilang alias Abu Toto di Indramayu, Jawa Barat.
Beberapa hal kontroversial yang dilakukan di Pesantren Al Zaytun yang menawarkan pendidikan Islam dengan mengajarkan ajaran salafiyah dan mempromosikan pengamalan shariah secara ketat tersebut, memiliki hubungan dengan gerakan radikal Negara Islam Indonesia (NII).
Beberapa pengurus Pesantren Al Zaytun diduga memiliki keterlibatan dengan NII dan sebagian besar santri di pesantren ini juga berasal dari keluarga yang terkait dengan NII.
Baca Juga: Ketum ALMAGARI Sampaikan Ini Pada Momen Idul Fitri 1444H/2023
Ketua Umum Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi (Almagari) K.H. Aceng Abdul Mujib, M.Ag, mengomentari beberapa hal yang banyak media sudah menyoroti pesantren kontroversial yang dekat dengan Orde Baru ini.
Ketum Almagari menyebutkan, Pesantren Al Zaytun memiliki program pendidikan yang modern, dengan menekankan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
"Program-program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren Al Zaytun," ungkap KH. Aceng Abdul Mujib, di Sekretariat Almagari, Jalan Galumpit, Kelurahan Kota Kulon, Garut, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga: Aksi Pencurian Sepeda Motor Di Pesantren Persis Garut Terekam CCTV
Kiyai kharismatik yang akrab disapa Ceng Mujib ini menjabarkan secara keseluruhan gambaran singkat tentang pesantren Al Zaytun sebagai pesantren yang terkenal di Indonesia, namun memiliki keterlibatan dengan gerakan radikal NII.
"Banyak investigasi yang membahas tentang peran Pesantren Al Zaytun dalam gerakan NII dan isu-isu yang terkait dengan gerakan ini," ujar Ceng Mujib.
Gerakan NII menurut Ceng Mujib merupakan gerakan radikal yang berusaha mengubah sistem politik dan sosial di Indonesia dengan menggunakan kekerasan.
Baca Juga: Kegiatan Positif : Sebanyak 300 Siswa Ikuti Pesantren Kilat Ramadhan di Masjid Agung Cibatu
"Pesantren Al Zaytun diduga sebagai salah satu pusat gerakan NII yang mengajarkan ideologi yang radikal dan berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegas Ceng Mujib.
Selain itu, Ceng Mujib juga menyebutkan, Pesantren Al Zaytun terlibat dalam beberapa kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pimpinan di pesantren ini.
"Kasus-kasus pelecehan seksual ini diduga dilakukan terhadap para santri wanita yang masih di bawah umur," imbuh nya.
Artikel Terkait
Penyerobotan Tanah Semakin Masive Di Tanah H. Mamat (alm)
2 Orang Saksi Diperiksa Atas Kasus Dugaan Korupsi Menteri Kominfo
Buntut Dari Pesta Saweran Di Halaman KPU Garut Bawaslu Garut Panggil Ketua DPD Nasdem Dan Bacalegnya
Terdakwa Kasus Narkotika Ganja 1.3 Ton Diganjar Hukuman Mati
Kejagung Terus Periksa Saksi-saksi Terkait Dugaan Korupsi Menkominfo
Kasus Korupsi Di Kemenkominfo, Kejagung Terus Buru Para Terduga Pelaku