INTINESIA - Koalisi Untuk Kesejahteraan (KITRA) TNI-POLRI Koordinator Wilayah Kabupaten Garut menggelar aksi simpatik di Bundaran Simpang Lima, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Rabu (24/5/2023).
Aksi simpatik ini diikuti oleh Ormas dan LSM, WGAB, Bergerak, Youth Culture, LBH KSN, ALMAGARI, Bamuswari, Pekat IB, dan mengundang reaksi positif dari sejumlah pengendara Ojek Online (Ojol) sehingga dengan sukarela puluhan Ojol pun bergabung bersama KITRA mengikuti aksi.
Tuntutan yang disampaikan dalam aksi simpatik KITRA TNI-POLRI yang melibatkan puluhan orang tersebut adalah,
1. Menuntut Pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin untuk merealisasikan Nawa Cita dengan peningkatan kesejahteraan TNI-POLRI,
2. Segera merealisasikan san atau menaikkan gaji TNI-POLRI minimal Rp. 50 juta,
3. Mengajak semua elemen bangsa memperhatikan nasib TNI-POLRI dan keluarganya.
Baca Juga: Taktik TNI/Polri Berhasil Terdesak Dan Frustasi KKB OPM Papua Menyerahkan Diri
Fakta dan sejarah panjang keberadaan sistem perbudakan yang secara kongkrit
membelenggu kemanusiaan Abdi Negara dan mengabaikan Hak-hak setiap Anggota
TNI/Polri sebagai warga negara untuk hidup layak dan terhormat, serta mengingkari perlindungan sebagai abdi masyarakat.
Menurut Koordinator Aksi simpatik Agis Abdul Ajiz menyebutkan, praktek Gaji vegetatif secara nominal ditanggung oleh pemerintah hanya terbatas pada kebutuhan fisik, biologis semata.
"Sangat lumrah bila harga bahan pokok sedikit saja naik, terjadi inflasi, harga BBM naik maka otomatis memicu kepanikan warga, gejolak massal di seantero negeri sebab isi kantong warga negara hanya bisa bertahan pada situasi normal," ujar Agis.
Baca Juga: Dua Anggota TNI-Polri Tewas Ditembak KKB Saat Mengamankan Umat Islam Sholat Tarawih
Koordinator Kitra juga menyebutkan, penghasilan dari negara tidak bisa melindungi bila terjadi pergerakan harga-harga bahan pokok menanjak.
"TNI/POLRI divonis tidak punya sumber pertahanan ekonomi untuk berhadapan dengan gejolak pasar, apalagi mau membiayai atau menopang kebutuhan di luar menu harian," imbuh Agis.
Dengan kondisi penghasilan yang diterima TNI-POLRI saat ini, Agis menilai, sangat mustahil bagi mereka bisa urun rembug dalam kegiatan keluarga yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
Baca Juga: Perkuat Sinergi TNI-Polri, Kodim 0104/Atim dan Polres Langsa Apel Bersama
Penghasilan minim memasung kehidupan keluarga mereka cenderung individualistik, jauh dari hingar bingar kegiatan kekeluargaan dan lingkungan
sosialnya, status bekerja yang mereka sandang tidak bermanfaat bagi proses pembelajaran kemanusiaan, hidup secara hemat adalah satu- satunya celah yang harus ditempuh agar tetap bertahan hidup, serta menunggu kejadian luar biasa agar menarik mereka dari jurang kemelaratan.
Penghasilan yang rendah lagi merendahkan harkat manusia TNI-POLRI, harus membuang jauh- jauh sikap budaya gotong royong, pekerjaan TNI POLRI sebagai bintang keluarga besar mereka nihil kontribusinya bagi menopang ekonomi di mana mereka berasal, tumbuh dan dibesarkan.
"NAWACITA sebagai solusi total setiap permasalahan kebangsaan, juga memberikan amanat khusus untuk meningkatkan kesejahteraan TNI- POLRI serta keluarganya," tutur Agis.
Artikel Terkait
2 Orang Saksi Diperiksa Atas Kasus Dugaan Korupsi Menteri Kominfo
Buntut Dari Pesta Saweran Di Halaman KPU Garut Bawaslu Garut Panggil Ketua DPD Nasdem Dan Bacalegnya
Terdakwa Kasus Narkotika Ganja 1.3 Ton Diganjar Hukuman Mati
Kejagung Terus Periksa Saksi-saksi Terkait Dugaan Korupsi Menkominfo
Kasus Korupsi Di Kemenkominfo, Kejagung Terus Buru Para Terduga Pelaku
Ketum Almagari Soroti Bobroknya Pesantren Al-Zaytun