INTINESIA - Setelah melakukan aksi simpatik di Bundaran Simpang Lima dan di depan Gedung DPRD Garut, Koalisi Untuk Kesejahteraan (KITRA) TNI-POLRI Koordinator Wilayah Kabupaten Garut melakukan kajian bersama, Sabtu (27/5/2023).
Kajian uang dilakukan KITRA melibatkan Ormas dan LSM, WGAB, Bergerak, Youth Culture, LBH KSN, Bamuswari, Pekat IB, dan elemen masyarakat lainnya tersebut dilakukan di Sekretariat KITRA, Jalan Cimanuk, Garut, Jawa Barat.
Dalam kajian maupun evaluasi tuntutan yang disampaikan dalam aksi simpatik KITRA TNI-POLRI meliputi tentang,
1. Menuntut Pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin untuk merealisasikan Nawa Cita dengan peningkatan kesejahteraan TNI-POLRI,
2. Segera merealisasikan san atau menaikkan gaji TNI-POLRI minimal Rp. 50 juta,
3. Mengajak semua elemen bangsa memperhatikan nasib TNI-POLRI dan keluarganya.
Baca Juga: Aksi Simpatik KITRA Tuntut Presiden Untuk Sejahterakan TNI-POLRI
Usai kajian Koordinator Daerah (Korda) KITRA Kabupaten Garut Agis Abdul Ajiz menyebutkan, pendalaman dari kajian dan evaluasi kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan kesamaan pandang serta menganalisa langkah konkrit ke depannya.
"Di sisi lain kita berharap dengan evaluasi dan kajian terkait apa yang sudah kita lakukan akan berdampak pada kesadaran secara akumulatif akan pentingnya kesejahteraan prajurit TNI-POLRI," ungkap Agis.
Agis menilai, prinsip dasar dari pergerakan KITRA selama ini karena melihat kehidupan prajurit TNI-POLRI di bawah masih jauh dari kata sejahtera.
Baca Juga: Kearifan Budaya Serta Advokasi Perempuan Jadi Prioritas Perjuangan Satria Ratna
"Sebagai abdi negara dan abdi rakyat kami melihat para prajurit TNI-POLRI tidak seindah warna aslinya, mereka selalu tersenyum seolah tanpa beban dalam mengemban tugas negara, tapi dibalik pengorbanan mereka," ujar Agis.
Melalui kajian dan evaluasi yang dilakukan KITRA bersama elemen lainnya terungkap, pentingnya masyarakat untuk mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan prajurit TNI-POLRI.
"Banyak kita temukan di Media sosial terkait dengan prajurit TNI-POLRI yang nyambi menjadi tukang ojek, tukang kopi, atau yang lainnya, dengan harapan akan memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka," imbuhnya.
Baca Juga: Ketum Almagari Soroti Bobroknya Pesantren Al-Zaytun
Sebagai rakyat, Agis berpendapat untuk lebih menghormati dan menghargai pengorbanan prajurit TNI-POLRI, tidak salah jika pihaknya mendorong kenaikan gaji TNI-POLRI yang selama ini dinilainya terasa kurang.
"Ini fakta, kita tidak bisa menutup mata, hari ini kesejahteraan TNI-POLRI khususnya di kalangan bawah masih harus mendapat perhatian serius dari pemerintah Jokowi," tandasnya. (***).